Konsolidasi Iman Adab MuaddibTa'dib

KIAM#24: Menikmati Shalat Sumber Energi Muaddib

Konsolidasi Iman Adab Muaddib

Shalat adalah bentuk ibadah fisik yang paling utama setelah seseorang ma’rifat (mengenal Allah) dan kemudian beriman kepada Allah. Seorang Muaddib yang menikmati shalat-shalatnya tentu akan mudah membagi kenikmatannya kepada murid-muridnya.

Setiap Muaddib hendaknya tidak lupa pada orientasi keseharian hidupnya adalah menunggu waktu shalat. Momen shalat adalah momen yang paling dinanti karena hanya di momen tersebut ia dapat secara khusus mendekat kepada Allah SWT dengan begitu dekat. Bahkan 5 (lima) kali sehari melaksanakan shalat menegaskan bahwa manusia sangat membutuhkan pertemuan-pertemuannya dengan Allah SWT, baik untuk menjaga komunikasinya, menunjukkan kebutuhannya, mengeluhkan persoalannya, dan memohon keridhaan Allah SWT.

SekolahAdab.Com yang menetapkan 10 (sepuluh) target baru di Tahun Ajaran 2023/2024, di antaranya adalah penilaian tersembunyi pembiasaan ibadah. Murid ditargetkan untuk menikmati wudhu’ dengan penuh penghayatan dan ramah lingkungan, serta dilanjutkan dengan menikmati shalat, hingga dzikir penuh makna dan ditutup dengan do’a yang penuh harapan.

Untuk mensukseskan target tersebut, tentu seorang Muaddib harus sudah mendapatkan kenikmatannya, sehingga ia dapat membagi kenikmatannya kepada murid-muridnya. Dalam hal ini, Kitab Maqashid al-‘Ibadaat yang disusun oleh Syaikh Izzuddin bin Abdussalam Al-Muhadzab as-Sulami ad-Dimasyqi asy-Syafi’i (577-660 H), akan sangat membantu bagi Muaddib untuk memperhatikan dan menegakkan adab-adab khususnya dalam kesempurnaan shalat.

Menurut Syaikh Izzuddin bin Abdissalam rahimahullahu Ta’ala, shalat sebagai bentuk ibadah, maka sebagaimana ibadah lainnya hendaknya didirikan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mendekat kepada kemurahan-Nya, dan mendekat kepada rahmat-Nya. Untuk itu, ia akan selalu menegakkan adab-adabnya dalam beribadah, di antaranya:

  1. Semangat untuk ta’at
  2. Penuh ketundukan
  3. Menghadirkan ta’zhim
  4. Mengagungkan Allah SWT

Ketika manusia mendekat kepada Allah SWT dengan adab, niscaya Allah SWT akan mendekat kepadanya dengan 2 (dua) jenis pendekatan:

  1. Kedekatan dengan ilmu yang dimiliki-Nya, dan ini bersifat umum mencakup semua makhluk.
    Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Mujadilah [58] ayat 7:

    مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلاثَةٍ إِلا هُوَ رَابِعُهُمْ

    Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya.

  2. Kedekatan dengan kemurahan dan kebaikan-Nya, dan ini bersifat khusus hanya untuk orang-orang beriman.
    Allah SWT berfiran dalam Surat Al-‘Alaq [96] ayat 19:

    وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ

    Sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).

Seiring bertambahnya usia kita hendaknya jiwa kita semakin mendekat kepada Allah SWT. Hal ini karena siapapun yang wafat dalam kedekatan kepada-Nya akan mendapatkan kemuliaan. Hal ini dijelaskan dalam Surat Al-Waqi’ah [56] ayat 88-89:

فَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ (88) فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّةُ نَعِيمٍ (89)

Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga kenikmatan.

Mereka yang melaksanakan ibadah, seperti shalat di atas ma’rifat dan iman akan diterima Allah SWT. Hal ini sebagaimana firman-nya dalam Surat Al-Maidah [5] ayat 27:

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa.

Minimal, terdapat 4 (empat) manfaat yang diperoleh Muaddib yang membaguskan kualitas shalat-shalatnya, yaitu:

  1. Meraih kekhususan bagi yang melaksanakan shalat
  2. Meningkatnya hubungan dengan Allah SWT
  3. Meningkatnya hubungan dengan Rasulullah SAW
  4. Meningkatnya hubungan dengan orang-orang beriman

Rasulullah SAW pernah bersabda sebagaimana riwayat al-Bukhari no. 397:

حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي الصَّلَاةِ فَإِنَّمَا يُنَاجِي رَبَّهُ فَلَا يَبْزُقَنَّ بَيْنَ يَدَيْهِ وَلَا عَنْ يَمِينِهِ وَلَكِنْ عَنْ يَسَارِهِ أَوْ تَحْتَ قَدَمِهِ

Telah menceritakan kepada kami [Adam] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Qatadah] berkata, aku mendengar [Anas bin Malik] berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika seorang Mukmin sedang shalat, sesungguhnya ia sedang berhadapan dengan Rabbnya. Maka janganlah ia meludah ke arah depan atau sebelah kanannya, namun hendaklah ia melakukannya ke arah kiri atau di bawah kakinya.”

Wahai Muaddib, mari terus kita tingkatkan kualitas kedekatan kita kepada Allah SWT. Yakinlah, semakin bagus kualitas shalat kita, Allah SWT akan turunkan keberkahan berupa kemudahan bagi kita dalam mendidik murid-murid kita menjadi pribadi yang mencintai shalat.

Salam Ta’zhim,

Depok, 06 November 2023, pukul 19.45-20.45 WIB
Dr. Wido Supraha, M.Si.
(Direktur Institut Adab Insan Mulia)

Institut Adab Insan Mulia

▫️ Web: AdabInsanMulia.org
▫️ Telegram: t.me/sekolahadab
▫️ FB: facebook.com/adabinsanmulia
▫️ IG: instagram.com/adabinsanmulia
▫️ Twitter: twitter.com/adabinsanmulia
▫️ YouTube: www.youtube.com/AdabTVOnline
▫️ WA: https://chat.whatsapp.com/LELTACMjFab7bZm5igQoCB

Admin: wa.me/6287726541098

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button