SARAT#4 (2023/2024): Amal Jama’i Mensukseskan Visi Sekolah
Sekolah Adab Untuk Orang Tua

Pada Sesi ke-04 SARAT (Sekolah Adab Untuk Orang Tua) T.A. 2023/2024 yang berlokasi di Masjid Syuhada, Perumahan Beji Permai, Ahad, 12 November 2023, pukul 06.45-09.00 WIB, materi yang dibahas oleh Dr. Wido Supraha (Direktur Institut Adab Insan Mulia) adalah Amal Jama’i Mensukseskan Visi Sekolah.
Di awal paparannya, beliau mengangkat nasihat Prof. Dr. Didin Hafidhuddin, MS., yang sering menyampaikan bahwa Sekolah, Madrasah atau Pondok Pesantren bukanlah sekedar lembaga pendidikan, namun juga lembaga perjuangan. Murid-murid selain dididik untuk mencintai ilmu, juga dibiasakan untuk berjuang mengamalkan ilmu. Sekolah (school-schooling) harus diposisikan sebagai mitra pendidikan rumah (home-schooling).
Di dalam Al-Qur’an Al-Karim Surat Asy-Syura [42] ayat 13, Allah SWT berfirman:
شَرَعَ لَكُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا وَصّٰى بِهٖ نُوْحًا وَّالَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهٖٓ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسٰٓى
اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَلَا تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِۗ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِۗ
اَللّٰهُ يَجْتَبِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يُّنِيْبُۗ
Dia (Allah) telah mensyariatkan bagi kamu agama yang Dia wasiatkan (juga) kepada Nuh, yang telah Kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad), dan yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu: tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah-belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki pada (agama)-Nya dan memberi petunjuk pada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).
Ayat di atas menjadi referensi utama bagi Ayah Bunda, bahwa anak-anak kita hendaknya dididik menjadi pejuang yang siap menegakkan agama dan menyatukan umat sehingga berkontribusi melahirkan kemenangan dan kewibawaan kaum muslimin. Seluruh stake-holder dunia pendidikan, termasuk Wali Murid (Ayah dan Bunda) hendaknya merawat semangat sebagai pejuang dalam pendidikan. Untuk itu, prinsip-prinsip perjuangan dalam dunia pendidikan harus dirawat, yakni:
- No Baper (Bawa Perasaan), karena ilmu nomor satu
- Tidak cukup modal semangat, harus ada alat ukur yang ilmiah
- Menjauhi komersialisasi pendidikan
- Seluruh pihak selalu muraja’ah Visi dan Misi perjuangan
No Baper (Bawa Perasaan)
Secara khusus, Pembina Yayasan Adab Insan Mulia, Dr. Wido Supraha, M.Si., mengingatkan seluruh stake-holder dunia pendidikan untuk tidak membawa perasaan dalam kerjasama pendidikan. Ilmu harus mampu membimbing perasaan (hawa nafsu), bukan sebaliknya, hawa nafsu yang memimpin ilmu. Jika perasaan atau hawa nafsu memimpin, di antara dampaknya adalah seseorang itu akan cenderung:
- Merasa sudah suci
- Merasa sudah baik
- Merasa sudah benar
- Merasa tidak enak dengan orang lain
Prinsip ‘No Baper’ ini sejatinya diambil dari banyak nash baik Al-Qur’an maupun As-Sunnah, di antaranya:
- HR. Abdur Rozaq 11: 304 | Bahaya Bawa Perasaan (Hawa Nafsu)
ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan:
(1) tamak lagi kikir,
(2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan),
dan (3) ujub (takjub pada diri sendiri).” - HR. Muslim no. 2142 | Selalu Khawatirkan Kondisi Diri
لاَ تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمُ اللَّهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْبِرِّ مِنْكُمْ
“Janganlah menyatakan diri kalian suci. Sesungguhnya Allah yang lebih tahu
manakah yang baik di antara kalian.” - HR. al-Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 592 | Fokus Perbaiki Diri
يُبْصِرُ أَحَدُكُمْ القَذَاة فِي أَعْيُنِ أَخِيْهِ،
وَيَنْسَى الجَذَل- أو الجَذَع – فِي عَيْنِ نَفْسِهِ“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya
tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” - HR. Ahmad bin Hanbal dan Ad-Darimi | Rawat Ketenangan Bersama Ilmu
وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَدٍ قَالَ : أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، فَقَالَ : (( جِئْتَ تَسْأَلُ عَنِ البِرِّ وَالإِثْمِ ؟ )) قُلْتُ : نعَمْ ،
قَالَ : (( اِسْتَفْتِ قَلْبَكَ ، الِبرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ ، وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ القَلْبُ ، وَالإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ ، وَتَردَّدَ فِي الصَّدْرِ ،
وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ ))حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَيْنَاهُ فِي ” مُسْنَدَي ” الإِمَامَيْنِ أَحْمَدَ وَالدَّارميِّ بِإسْنَادٍ حَسَنٍDari Wabishah bin Ma’bad radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, ‘Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebajikan dan dosa?’ Aku menjawab, ‘Ya.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebajikan itu adalah apa saja yang jiwa merasa tenang dengannya dan hati merasa tentram kepadanya, sedangkan dosa itu adalah apa saja yang mengganjal dalam hatimu dan membuatmu ragu, meskipun manusia memberi fatwa kepadamu.’”
- HR. al-Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051 | Rawat Hati Yang Kaya
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia.
Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” - QS. Fathir [35] ayat 28 | Tingkatkan Diri Menjadi Ulama
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”
- HR. Ibn Jarir ath-Thabari | Semua Karena Allah
من أحب في الله، وأبغض في الله، ووالى في الله، وعادى في الله، فإنما تنال ولاية الله بذلك، ولن يجد عبد طعم الإيمان وإن كثرت صلاته وصومه حتى يكون كذلك. وقد صارت عامة مؤاخاة الناس على أمر الدنيا، وذلك لا يجدي على أهله شيئا.
“Siapa yang mencintai dan benci karena Allah, berteman dan memusuhi karena Allah, sesungguhnya pertolongan Allah itu diperoleh dengan demikian itu.
Seorang hamba tidak adakn bisa merasakan kenikmatan iman walaupun banyak melakukan shalat dan puasa sampai dirinya berbuat demikian itu.
Sungguh, kebanyakan persahabatan seseorang itu hanya dilandaskan karena kepentingan dunia. Persahabat seperti itu tidaklah bermanfaat bagi mereka.” - Q.S. Al-Baqarah [2] ayat 216 | Serahkan Standar Kebaikan kepada Allah
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” - QS. Al-Baqarah [2] ayat 219 | Prioritaskan Menghindarkan Diri dari Dosa
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ
وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.”
- QS. Al-Baqarah [2] ayat 221 | Pilihlah Istri Yang Beriman
وَلا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلأمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُون
Dan janganlah kalian nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik daripada wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik daripada orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.
- QS. Al-Baqarah [2] ayat 170 | Tinggalkan Budaya Yang Bertentangan Dengan Agama
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آَبَاءَنَا
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”
- QS. Al-Baqarah [2] ayat 120-121 | Jangan ‘Gak Enaken’ Untuk Menegakkan Kebenaran
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu,
maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
- QS. Al-Baqarah [2] ayat 139-141 | Tegas Hilangkan ‘Gak Enaken’
قُلْ أَتُحَاجُّونَنَا فِي اللَّهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ وَلَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُخْلِصُونَ
Katakanlah, “Apakah kalian memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kalian; bagi kami amalan kami, dan bagi kalian amalan kalian, dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati.
- QS. Al-Baqarah [2] ayat 216 | Prioritas Ilmu
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا
Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah, “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Haram, dan mengusir penduduknya dari sekitarnya lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh.” Mereka tidak henti-hentinya memerangi kalian sampai mereka (dapat) mengembalikan kalian dari agama kalian (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.
- QS. Ali ‘Imran [3] ayat 35-36 | Logika Adil dengan Studi Kasus Jenis Kelamin Anak
إِذْ قَالَتِ امْرَأَةُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (35) فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالأنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (36)
(Ingatlah) ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu, terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku melindungkannya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari setan yang terkutuk.« - QS. Ali ‘Imran [3] ayat 79-80 |
مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ (79) وَلا يَأْمُرَكُمْ أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلائِكَةَ وَالنَّبِيِّينَ أَرْبَابًا أَيَأْمُرُكُمْ بِالْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (80)
Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah, dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia, “Hendaklah kalian menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah.” Akan tetapi (dia berkata), “Hendaklah kalian menjadi orang-orang rabbani, karena kalian selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kalian tetap mempelajarinya, dan (tidak wajar pula baginya) menyuruh kalian menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia menyuruh kalian berbuat kekafiran di waktu kalian sudah (menganut agama) Islam.”
- HR. al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman, 4: 228, no. 4876 | Doa Sayyidina Abu Bakar r.a.
اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ
Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka.
Berjuang Berbasis Visi Yang Sama
Visi sebuah sekolah tidak saja harus dihafal dan difahami oleh seluruh komponen sekolah termasuk murid, namun juga akan lebih juga dihafal dan difahami oleh Wali Murid Sekolah (Ayah dan Bunda).
Studi Kasus SekolahAdab.ID yang memiliki Visi: “Melahirkan generasi muda Islam yang berkarakter Islami meliputi sebelas (11) capaian karakter muslim paripurna.” dan Misi: “1) Menanamkan adab mulia berbasis akidah ahlussunnah wal jama’ah sebagai pondasi ilmu dan amal; 2) Melatih fisik anak yang kuat dan terampil.”
Dari Visi dan Misi tersebut, diturunkan 11 Capaian Muslim Paripurna (Kaffah), dengan detail sebagai berikut:
Karakter ‘Islami’
Hari ini banyak sekolah yang ingin melahirkan murid yang berkarakter. Namun, pertanyaan selanjutnya, karakter apa dan siapa yang dijadikan referensi. Hal ini karena hidup tidak bebas nilai (value-free), melainkan terkait dengan nilai (value-laden). Jika manusia tidak menggunakan nilai-nilai Islami, maka pada saat bersamaan menggunakan nilai-nilai selain Islam, seperti hawa nafsu (perasaan), Barati, atau isme-isme tertentu.
Dengan demikian, Islami tentunya bermakna Qur’ani. Sosok Qur’ani terwujud jika mampu memahami kandungan Al-Qur’an, sehingga selalu berbicara dan bergerak dengan nilai-nilai Qur’ani. Kurikulum yang hendaknya digunakan dalam tujuan ini di antaranya tentu adalah pembiasaan tadabbur dimulai pada surat-surat dan ayat-ayat pilihan.
Paripurna (Kaffah)
Tidak lahir peradaban tanpa diawali lahirnya generasi beradab. Adab disini bukan sekedar sopan santun, meski sopan santun adalah buah dari adab. Generasi beradab yang diharapkan dapat menegakkan kembali peradaban Islam yang gemilang, tentu adalah generasi yang memiliki kelengkapan syarat yang lengkap. Terdapat 2 (dua) ayat Al-Qur’an yang dapat di-tadabburi dalam hal ini:
- Surat Al-Baqarah [2] ayat 208
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً
وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌWahai orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah. Janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan.
Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian. - Surat Al-Anfal [8] ayat 60
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ (60)
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian menggentarkan musuh Allah, musuh kalian, dan orang-orang selain mereka yang kalian tidak mengetahuinya; sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kalian nafkahkan pada jalan Allah, niscaya akan dibalasi dengan cukup kepada kalian dan kalian tidak akan dianiaya.”
Oleh karenanya, 11 (sebelas) capaian Muslim Paripurna di atas sejatinya bersifat Open-Mind, bukan dogmatis. Seluruhnya, dipandang mewakili semua kebutuhan individu dalam berjuang menegakkan agama dan menyatukan ummat. Jika ada masukan yang lebih baik, seperti mengurangi atau menambahi dari 11 (capaian) tersebut sangat terbuka, selama memang belum tercakup dan bersifat ilmiah.
Menjadi tugas dunia pendidikan untuk menyiapkan murid agar memiliki semua kekuatan yang diharapkan, termasuk:
- Kekuatan Pemikiran
- Kekuatan Motivasi
- Kekuatan Fisik
- Kekuatan Ekonomi
Selalu Memahami ‘Why?’
Sebagai sekolah yang memang dibangun di atas motif untuk menjadi sekolah yang terbaik, maka seluruh Wali Murid (Ayah Bunda) hendaknya tidak melupakan beberapa prinsip dasar dalam penyelenggara Sekolah Adab di usia SD. Di antaranya:
- Mengapa Anda dipanggil Muaddib?
- Mengapa Anak Anda dipanggil Murid?
- Mengapa masuk sekolah jam 6 pagi?
- Mengapa momentum makan bersama dianjurkan untuk berbicara dari hati ke hati?
- Mengapa Muaddib membersamai Murid saat kudapan?
- Mengapa anak-anak sudah dibolehkan transaksi jual beli dasar?
- Mengapa Buku Ajar ditulis sendiri tidak pakai merk terkenal?
- Mengapa lulus SD harus sudah bisa renang 4 (empat) gaya di kedalaman 2 meter?
- Mengapa salamatusshadr dilakukan setiap hari?
- Mengapa metode menghafal bersama-sama (Shahibul Qur’an)
- Mengapa menghafal 30 Juz dengan tadabbur ayat pilihan didorong selesai di usia SD?
- Mengapa teknis ibadah menggunakan disiplin Madzhab Syafi’i?
- Mengapa Ayah wajib hadir SARAT setiap bulan dan terlibat dalam pendidikan?
- Mengapa penanganan bullying melarang antara orang tua saling berkomunikasi, dan sepenuhnya serahkan dengan proses Sekolah?
- Mengapa kita mengambil keilmuan adab dari Syed Muhammad Naquib al-Attas?
Tentu semua pertanyaan di atas telah disiapkan jawabannya dalam bentuk artikel ilmiah di sekolahadab.ID maupun adabinsanmulia.org. Namun, jawaban paling radikal (mendasar) di atas semua artikel atau tulisan tersebut adalah:
- Karena kita tidak melahirkan generasi biasa-biasa saja.
- Karena peradaban tidak akan bisa direbut kembali oleh generasi biasa-biasa saja.
- Karena Indonesia membutuhkan contoh Sekolah yang tidak biasa-biasa saja sebagai penguat perjuangan
- Karena yang asli jangan ditinggalkan
Disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Imam Malik:
لَنْ يُصْلِحَ آخِرَ هَذِهِ الأُمَّةِ
إِلاَّ مَا أَصْلَحَ أَوَّلَهَا
“Tidak akan bisa memperbaiki kondisi orang-orang yang datang kemudian dari umat ini kecuali dengan apa yang telah memperbaiki kondisi orang-orang petamanya.”
Prinsip ini kemudian disempurnakan di masa hari ini dengan kaidah berikut:
المحُاَفَظَةُ عَلَى القَدِيْمِ الصَالِحِ
وَالأَخْذُ باِلجَدِيْدِ الأَصْلَحِ
memelihara yang lama yang masih baik
dan mengambil yang baru yang lebih baik
wal ishlah ila ma huwal ashlah tsummal ashlah fal ashlah
kemaslahatan itu harus selalu ditinjau ulang
Amal Jama’i
Amal Jama’i adalah amal terorganisir yang dikerjakan bersama-sama yang diikat dengan visi yang sama dan tata aturan yang dipahami bersama. Amal jama’i dibangun di atas keyakinan bahwa kehebatan kolektif lebih berkah dari kecerdasan individu. Peran sekolah untuk mampu mengelola potensi orang-orang hebat (beriman) menuju tujuan agama, menyatukan gerak agar memiliki daya gebrak yang lebih kuat. Seluruhnya, disatukan dalam rambu-rambu organisasi.
Dalam amal jama’i, terdapat satu bentuk ibadah khusus yang berpahala sangat besar yakni: ketaatan. Sayyidina ‘Umar ibn al-Khathtab r.a. sebagaimana riwayat ad-Darami no. 257 atau Ibn ‘Abd al-Barr dalam Jaami’u Bayaan no. 326 pernah menyampaikan:
إِنَّهُ لاَ إِسْلاَمَ إِلاَّ بِجَمَاعَةٍ ، وَلاَ جَمَاعَةَ إِلاَّ بِإِمَارَةٍ ،
وَلاَ إِمَارَةَ إِلاَّ بِطَاعَةٍ
Sesungguhnya tidak ada Islam tanpa jama’ah, dan tiada jama’ah tanpa kepemimpinan, dan kepemimpinan tidak terwujud tanpa ketaatan.
Sangat banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang memotivasi pembacanya untuk mencintai Amal Jama’i. Di antaranya adalah:
- Ya Ayyuhalladzina Aamanu (89x)
- Wa’tashimu bi hablillahi jami’an (3:103)
- Waltakumminkum ummah (3:104)
- Kuntum Khairu ummah (3:110)
- Wa ta’awanu ‘alal birri wattaqwa (5:2)
Ilmu Bermanfaat (‘Ilm an-Nafi’)
Hal yang harus terus menerus dijaga dalam penyelenggaraan sekolah adalah bahwa ilmu yang disampaikan ke dalam jiwa murid hendaknya hanya ilmu yang bermanfaat. Untuk itu, seluruh Muaddib/ah harus memiliki kekuatan Islamic Worldview, atau Supervisi Pendidikan Islam. Jangan tanamkan ilmu dari sembarang sumber, jika belum mengalami proses: Islamisasi.
Ketika Al-Qur’an menjadi sumber dari segala sumber ilmu, bukan pelajaran pelengkap penderita, maka pada saat itu, Al-Qur’an akan menjadi bacan harian yang nyaman. Dari Al-Qur’an kemudian Muslim mendapatkan inspirasi untuk menguasai:
- Ilmu Sosial Qur’ani
- Ilmu Alam Qur’ani
Siapakah Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja)?
Ketika banyak kaum muslimin yang ingin disebut Islam saja tanpa adanya embel-embel Aswaja, adalah keinginan yang dapat dimaklumi. Namun, mengapa ulama akhirnya menyepakati istilah ini, agar memudahkan para ulama menjadi diri umat dari aliran-aliran sempalan yang berbahaya seperti
- Al-Adhud al-Iji (756 H), Al-Mawaqif fi Ilmi Kalam, hlm. 429:”Adapun firqah yang selamat yang dikecualikan, yang mana Rasulullah ﷺ bersabda mengenai mereka,’ mereka yang berada di atas apa-apa yang aku dan para sahabatku berada di atasnya.’ Mereka adalah asyairah, dan salaf dari para ulama hadits dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah.”
- As Sa’d at-Taftazani (791 H), Syarh al-Maqashid, 2/271:”Masyhur dari Ahlus Sunnah di negeri Khurasan, Iraq, Syam, dan mayoritas wilayah adalah Al Asya`irah, pengikut Abu Hasan Ali bin Ismail bin Ishaq bin Salim bin Ismalil bin Abdillah bin Bilal bin Abi Burdah bin Abi Musa Al Asy`ari sahabat Rasulullah ﷺ, orang pertama yang menentang Abu Ali Al Jubba’i dan keluar dari madzhabnya menuju As Sunnah, yakni metode Nabi ﷺdan jama’ah, yakni metode para sahabat. Dan di negeri-negeri seberang Sungai (Jihun) Al Maturidiyah, yakni para pengikut Abu Manshur Al Maturidi murid Abu Nashr Al ‘Ayyadh, murid Abu Bakr AL Jurjani pengikut Abu Sulaiman Al Jurjani yang merupakan murid Muhammad bin Al Hasan Asy Syaibani Rahimahullah.”
- Ibnu Hajar al-Haitami (974 H) – Fatawa al-Haditsiyah, hlm. 654:”Yang dimaksud dengan para pelaku bid’ah padanya adalah siapa saja yang menyelisihi asas Ahlus Sunnah wal Jama`ah. Dan yang dimaksud dengan mereka (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) adalah para pengikut Syeikh Abu Hasan Al Asy`arid dan Abu Manshur Al Maturidi, dua Imam Ahlus Sunnah.”
- Abdul Baqi Al Mawahibi Al Hanbali (1071 H), Al-’Ain al-Atsar fi Aqaid Ahlil Atsar, hlm. 53:”Kelompok Ahlus Sunnah ada tiga Asya`irah, pengikut Imam Ahmad bin Hanbal, dan Maturidiyah.”
- Muhammad bin Muhammad as-Safarini al-Hanbali (1188 H), Lawami` al-Anwar al-Bahiyah, 1/73:”Ahlus Sunnah tiga kelompok: Al Atsariyah yang imam mereka adalah Ahmad bin Hanbal, Al Asy`ariyah dan imam mereka adalah Abu Hasan Al Asy`arid an Al Maturidiyah imam mereka adalah Abu Manshur Al Maturidi.”
- Muhammad Murtadha Az Zabidi Al Hanafi (1208 H), Ithaf as-Sadah al-Muttaqin, 2/86:”Dan makna Ahlus Sunnah wal Jama’ah mereka kelompok empat, para muhaddits, penganut shufiyah, penganut asy`ariyah dan penganut maturidiyah.”
Dalam bab Aqidah, berikut ini kitab-kitab awal yang sangat direkomendasikan untuk dipelajari:
- ‘Aqa’id al-Nasafi
- Al-Aqidah al-Tahawiyyah
- Al-‘Aqidah al-Sanusiyyah
- al-Fiqh al-Akbar (Abu Hanifah)
- al-Iqtisad fi al-I’tiqad (Al-Ghazzali)
Saat membaca kitab ‘Aqaid an-Nasafi misalkan, ternyata kita mendapatkan juga arahan bagaimana agar ilmu mudah diperoleh dengan menyeluruh (tidak parsial) hendaknya mengumpulkan dari semua saluran yang memungkinkan, meliputi:
- Pancaindera yang sehat (al-hawass al-salimah)
- Berita yang benar (wahyu)
- Akal yang selamat
Dari kokohnya aqidah para Muaddib, akan mendorong lahirnya pemahaman untuk menjauhi aliran-aliran sesat, seperti:
- Khawarij
(cenderung menyesatkan dan mengkafirkan para pelaku dosa (fasiq) - Mu’tazilah
(menolak sifat-sifat itu yang bagi mereka tidak dapat diterima oleh akal rasional, sehingga mengatakan bahwa kalam Allah adalah makhluk) - Qadariyyah
(menganggap perbuatan manusia adalah ciptaan manusia) - Jabariyyah
(menganggap bahwa manusia tidak melakukan perbuatannya melainkan Allah) - Syi’ah
(menolak kepimpinan al-Khulafa’ al-Rasyidun selain Sayyidina ‘Ali r.a.) - Batiniyyah
- Al-Hasywiyyah
Selanjutnya, jika seluruh Muaddib telah memahami esensi Aqidah yang lurus, maka tidak akan lagi menyimpan doktrin yang dikotomis, seperti:
- Subjektif dan Objektif
- Teks dan kontek
- Wahyu, empirisme dan rasionalisme
- Duniawi dan ukhrawi
- Sains dan agama
Akhirnya, setiap Muaddib akan memiliki pemikiran yang sistematis, terukur dan bertanggung jawab.
- Iman Sebelum Adab
- Adab Sebelum Ilmu
- Ilmu Sebelum Amal
- Makkiyah sebelum Madaniyah
- Tsawabit sebelum Mutaghayyirat
- Fardhu ‘Ain sebelum Fardhu Kifayah
- Muhkamat sebelum Mutasyabihat
- Dunia sebelum Akhirat
Survey Wali Murid
Setelah melalui proses Pre-Test, Materi hingga Post-Test, berikut ini testimoni seluruh peserta atas materi yang disampaikan hari ini:
Apakah hal baru yang diperoleh peserta pada pertemuan sesi ke-04 Sekolah Adab Untuk Orang Tua (SARAT)? |
|
Mendidik generasi muslim kaffah | Banyak 🙂 Ttg Ahlussunnah wal jamaah. Mengingatkan kembali Visi Misi sekolah Adab, dll |
Tentang amal jama’i | Ilmu adab dan ilmu agama yg sejauh ini tdk diperoleh sebelumnya |
No baper banyak perintah dalam islam | Ilmu harus didahulukan drpd perasaan |
perspektif baru terkait akidah ahlus sunnah wal jamaah | Alhamdulillah. Bersinergi dalam kebaikan untuk mencetak generasi hebat di masa yg akan datang. |
No Baper, selalu utamakan ilmu sbg pijakan bergerak dan bersikap | Tadabbur ayat² tentang keutamaan ilmu dibanding perasaan, keutamaan amal jamai. |
selalu ada ilmu tambahan | Keutamaan ilmu dibandingkan perasaan |
Banyak | Mengetahui ttg yg disebut ahlulsunnah waljamaah |
Lebih memahami tentang penhelasan pentingnya ilmu daripada rasa | Penjelasan mengenai kesesuaian program SAIM dengan dalil-dalil quran & sunnah |
Mengetahui amal jama’i Ahlussunnah wal jama’ah |
Ahli sunah |
Reminder diri bahwa kita sebagai Muaddib tidak boleh baper | Refresh urgensi Amal jama’i |
Banyak hal baru | Jadi paham golongan-golongan di luar ahlus sunnah wal jamaa’ah |
ilmu lebih utama daripada perasaan | Terus berlelah2 dalam menuntut ilmu sampai kelelahan itu sendiri yg lelah mengejar kita |
Ilmu/materi yg selalu update ttg parenting, kebersamaan bertemu dengan wali murid yg lain | |
Mengetahui Visi dan Misi | Lebih mengerti arti dari Ahlussunnah wal Jamaah |
Amal jama’i sukseskan visi sekolah | Ternyata saya belum hafal visi misi sekolah anak saya. |
Iya, baru mengetahui bahwa perasaan bisa menjadi hal yg menjerumuskan | Pentingnya sekolah adab dalam peradaban bagi umat |
Bahaya Sekedar Mengikuti Rasa | . |
tentang diksi Radikal (sesuai KBBI) | Bahwa prioritas ilmu lebih utama dari perasaan,dalam mendidik juga ada amal jamai |
Pembahasan singkat namun padat terkait landasan pemilihan referensi terkait aqidah dan perspektif fiqh SAIM. | Tentang zuhud & golongan Ahlusunnah wal jama’ah |
Mereview kembali visi misi sekolah dan penguatan utk terus mendidik dengan baik | Hal menarik yang saya dapat ternyata dalam bersekolah anak tidak hanya mendapatkan kepintaran dan pengetahuan.banyak ilmu lain yang didapat,teman dan melatih komunikasi yang baik dengan para muaddib dan orang lain. |
Konsep golongan Ahlusunnah Wal Jamaah dan Kelompok yang sesat | Ahlussunnah Waljamaah, mendahulukan ilmu dari perasaan |
No baper, ilmu nomer satu. | Ahlulssunah wal jama’ah |
Bahwa ahlussunah wal jamaah adalah pedoman yg harus dipelajari untuk saat ini. | Materi slide akan di share |
Ada ilmu baru terkait ahlu sunnah wal jamaah dari berbagai kitab yang berbeda | Tentang bahaya mengikuti perasaan tanpa ilmu |
Merefresh visi misi | Materinya masyaAllah banyak sekali 🙂 |
– banyaknya nash yang membahas tentang mendahulukan ilmu daripada perasaan – fakta bahwa dunia Islam sedang terpuruk – sekolah harus dapat mencetak generasi peradaban |
Banyak ilmu yg didapatkan dari pemateri |
Mengetahui visi dan misi aekolah lwbih detail | Visi dan misi harus di tengok lagi terus agar tidak lupa |
Mengetahui pulang tentang visi sekolah | Materi mendalam tentang baper dan pengertian luas tentang ahlus Sunnah wal jamaah |
Kebiasaan dzikir pd anak yg baiknya diterapkan sejak dini dg menghadirkan kalbu | Tentang Zuhud, amal jama’i, golongan kaum muslimin, Syiah dan penguatan visi misi serta mental pejuang |
Bahasan tentang amal jama”i ternyata juga mengingatkan kami tentang pentingnya menjadikan ridho Allah sebagai tujuan mengalahkan tujuan2 lain yg bersandar pada manusia. | Tidak boleh baper sebagai salah satu prinsip perjuangan |
Landasan pemikiran Visi dan misi SAIM | Menambah wawasan tentang sekolah adab dan kita harus mendahulukan ilmu dan perasaan |
Banayk ilmu | Ilmu yg bermanfaat |
Pengetahuan tentang pentingnya memahami visi misi pendidikan, beramal jama’i, tentang aqidah yang lurus yang di Akai ahlisunnah waljama’ah itu seperti apa. | Ya |
Belajar kembali tentang mengelola perasaan, dan prinsip perjuangan | Diperlukan amal jama’i agar visi misi skolah tercapai |
Referensi buku Aqidah | Bisa memahami mengenai ahlul Sunnah wal jamaah…dan misi visi sekolah adab |
refresh untuk visi dan misi SAIM | Ilmu harus diatas paresaan |
Memahami mngenai amal jamai | Memperoleh ilmu baru |
Buah akidah yang benar adalah sistematis dalam berfikir, dari berfikir lahir perbuatan/amal…akidah yg benar akan melahirkan amal yg benar/shalih | Bagaimana home schooling saja belum cukup dan perlu sinergitas yang selaras dan saling menguatkan dengan school schooling. Dijelaskan juga tentang dalil tentang pentingnya ilmu daripada rasa, visi dan misi sekolah, amal jama’i, dan ahlussunnah wal jama’ah. |
Lebih luas mengetahui pendidikan sekolah dan di rumah serta mengetahui pentingnya ilmu di atas rasa serta pentingnya beramal jama’> | ahlul sunah wal jamaah |
Memahami konsep sekolah adab dan mendorong untuk beramal jama’i | Hakikat nya Orang yang berilmu bukanlah orang yang baper |
Harus membiasakan diri ketima berbicara kepada anak atau mau memberikan perkataan harus ilmiah, dan merupakan ilmu nafi’ (bermanfaat) | Mengulang kembali dan menambah hal baru |
Bahwa kita tidak boleh baper, harus berdasar ilmu | Bahwa sekolah merupakan bentuk dari amal jama’i, ketika ada bullying orang tua berhak menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah |
Beda dakwah dan pendidikan Dakwah membuat org tertarik, pendidikan membuat org disiplin.Lebih detil tentang menggunakan akal & perasaan |
Amal Utama sesuai dengan QS Asy Syuro ayat 13 : Menegakkan Agama dan Menyatukan Ummat
Prinsip Perjuangan : |
Pentingnya memiliki dan memahami visi dan misi dalam menjalankan aktivitas kebaikan | Memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan menjadi pengingat sebagai orang tua |
Menambah ilmu | Diingatkan untuk tidak boleh baper |
Menambah wawasan tentang kurikulum sekolah lbh dalam, visi dan misinya | Menambah pengetahuan saya terkait bagaimana peran orang tua dan sekolah, serta mengetahui dan merefresh lagi terkait visi dan misi sekolah |
Beramal jamaai | Tentang perasaan |
Mengingatkan kembali mengenai visi Dan misi sekolah Adab Dan dalam beramal Jamai | Bahwa kekuatan amal jama’i sangat menentukan bagi perkembangan islamisasi disegala aspek kehidupan |
Mazhab dll | Masyaallah.. semakin jelas lagi mengapa kita di SAIM
Selain itu, semakin jelas lg menapaki hidup. Masyaallah |
Ayat tentang Paripurna ( Kaffah): Al Baqarah 208. Wahai orang-orang yang beriman, Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu. | Mendapatkan ilmu yg bermanfaat |
Orang yg berilmu akan selalu membangun logika maslahat | Hal yg menarik yaitu salah satunya pentingnya melakukan amal secara jamai ,keutamaan dan memperkuat tentang visi dan misi tentang pendidikan anak. |
Yang disebut ahlussunah wal jamaah | Bahwa beramal Jamai menambah kebarokahan dalam beramal |
– | Menguatkan pemahana Visi & misi sekolah Adab |
Jadi tau Ahlussunnah wal jamaah | Keterkaitan pendidikan di rumah dan di sekolah, penguatan ortu harus paham visi misi sekolah, dalam proses pendidikan muaddib tidak boleh baper |
Tadabbur Asy Syuro ayat 42: Menegakkan agama Alloh dan menyatukan ummat |
Bahwa dalam proses pendidikan tidak boleh memenangkan perasaan |
Pendidikan adalah Perjuangan | Memahami visi misi sekolah adab |
Banyakbhal yang belum saya pahami n pelajari terutama ttg ahli sunnah wal jama’ah sehingga harus banyak belajar lagi dr kutab2 aslinya | Penjelasan ahlus sunnah waljama’ah |
Jadi mengetahui yang belum diketahui | Menambah ilmu |
Mindset amaljamai bukan mindset tukang jahit | Di ingatkan kembali akan visi dan misi sekolah |
Perbedaan antara dakwah dan pendidikan | Jawaban mendasar (radikal):
1. Krn kita tdk melahirkan generasi yg biasa2 saja. |
Banyak sekali ilmu baru yg di dapat hari ini diantara nya penjabaran dri visi misi sekolah beserta harapan untuk melahirkan generasi yg tidak biasa biasa saja dan membentuk sekolah yg tidak biasa biasa saja..
Dari point targetan yg disampaikan dri SAIM saya sangat setuju sekali, hanya saja yg tidak kalaj penting dan sangat perlu diperhatikan adalah Evaluasi dari semua targetan kelulusan yg disampaikan tadi agar tidak hanya “sekedar menjadi harapan” semata. Dan kami percayakan sepenuhnya k Sekolah bentuk Evaluasi nya. |
Menambah referensi ilmu |
Ada | Pemahaman tentang visi dan misi sekolah adab |
Amal Jamai jala menunu kemenangan Islam | Ada |
Mendapat pemahaman mengenai ahlussunah wal jamaah | pemahaman tentang ruang lingkup ahl as-sunnah wal jama’ah, sasaran strategis pendidikan di SAIM |
Tambahan ilmu pengetahuan | Bahwa pentingnya no baper dalam islam & belajar banyak hal agar tidak baper dalam pendidikan |
– Islam mengajarkan untuk mengambilkan kebaikan dari generasi terdahulu, dan selalu mengupgrade kebaikan tersebut. – Definisi amal Jama’i dan mengapa amal Jamai itu harus dilakukan |
Memahami penetapan prioritas dunia dan akhirat tidak berdasarkan rasa namun harus didasarkan pada ilmu. |
Beramal jamaah | tidak cukup modal semangat dlm mendidik harus ada tolak ukur ilmiah |
Amal Jama’i | Materi baru mengenai mendahulakan ilmu daripada perasaan. |
Memahami visa misi sekolah adab | Rasa dan ilmu |
Assilmi Kaaffah | Pemahaman tentang Visi dan Misi juga tentang pentingnya amal Jamai |
Alhamdulillah, lebih menguatkan kami dalam memperbaiki metode dalam mendidik anak. | Lebih memahami visi misi Sekolah |
Ilmu harus lebih didahulukan dibanding perasaan | Ilmu yang bermanfaat |
Iya manambah ilmu lg ttg parentinh | banyak hal yang di peroleh pada sarat hari ini. |
Merefresh dan menguatkan kembali relasi antara home schooling dan school schooling. | Sekolah mitra amal pendidikan dirumah |
Prinsip perjuangan: no baper (ilmu nomor satu), harus ada alat ukur/standar, menjauhi komersialisasi, murajaah visi misi yg sama. | Menambah ilmu…mengingatkan visi misi utk mengamalkan dalm trek kehidupan |
Menjadi termotivasi kembali untuk Istiqomah merujuk kepada Visi dan Misi pendidikan islami | Penjabaran tentang ahlussunnah waljamaah |
Tentang Abu Hurairah sahabat yg memilih tidak kaya dan kisah zuhud Abdul ibnul Mubarak dan Fudhail Bin Iyadh | Penjelasan rinci tentang baper |
Bertambahnya ilmu parenting | Menambah wawasan |
Mengenal lebih dalam tentang visi & misi sekolah | Prinsip perjuangan: 1. Tidak baper melainkan mengutamakan ilmu 2. Tidak hanya semangat tetapi perlu alat ukur yang ilmiah 3. Menjauh komersialisasi 4. Seluruh stakeholder memuraja’ah visi misi perjuanganAhlussunnah wa jamaah 1. Ahli hadits 2. Ahli nadzr 3. Ahli sufi |
Terkait ahlussunnah | Mengetahui dan mengenal lebih jauh tentang sekolah adab insan mulia |
Menanamkan mental pejuang | Amal jamai, ahlu sunnah wal jamaah |
Menguatkan Visi Misi Sekolah Adab | Mengetahui prinsip perjuangan diantaranya no baper, tidak cukup modal semangat harus ada alat ukuran yang ilmiah Tentang Ilmu di atas perasaan Tentang Budaya ilmu Zuhud dan keutamaan amal jama’i, ahlussunnah wal jamaah |
Banyak sekali hal baru yg membuka wawasan saya ttg pendidikan | Penjabaran tentang ahlussunnah waljamaah |
Tujuan sekolah yang bercita-cita melahirkan generasi Islam berkualitas minimal Shalahuddin Al Ayyubi. | Beramal jama’i dalam pendidikan Islam |
Belajar tentang ber amal jamai | Pemahaman tentang ahlusunah waljamaah |
Mengenai prinsip (Fiqih) perjuangan dalam pendidikan seperti tidak mengikuti perasaan, merasa benar, suci dan merasa gak enak. | Mendapatkan pemahaman bahwa pendidikan itu sejatinya juga perjuangan jadi perlu pengorbanan |
Semoga seluruh Ayah dan Bunda yang telah serius dalam mengikuti program SARAT ini dapat juga berbicara di komunitasnya masing-masing dalam menggandakan semangat betapa pentingnya merevitalisasi pendidikan berbasis adab.
Institut Adab Insan Mulia
▫️ Web: AdabInsanMulia.org
▫️ Telegram: t.me/sekolahadab
▫️ FB: facebook.com/adabinsanmulia
▫️ IG: instagram.com/adabinsanmulia
▫️ Twitter: twitter.com/adabinsanmulia
▫️ YouTube: www.youtube.com/AdabTVOnline
▫️ WA: https://chat.whatsapp.com/LELTACMjFab7bZm5igQoCB
Admin: wa.me/6287726541098
.