Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.
Institut AIMSekolah Adab Untuk Orang Tua

Sesi#3 SARAT T.A. 2025/2026 | Tadabbur Al-Qur’an Metodologi Berfikir Keluarga

Sekolah Adab Untuk Orang Tua

Depok, Masjid Nurussalam Beji – Ahad pagi, 14 September 2025, langit Depok sedikit mendung, namun semangat para Ayah dan Bunda Wali Murid Sekolah Adab.ID justru berpijar hangat. Mereka berkumpul kembali dalam majelis ilmu rutin, Sekolah Adab untuk Orang Tua (SARAT) Sesi ke-3, membawa satu misi besar: menginstal ulang cara berpikir keluarga agar selaras dengan wahyu Ilahi.

Tema yang diusung kali ini sangat fundamental, yakni “Tadabur Al-Qur’an sebagai Metodologi Berpikir Keluarga Muslim”. Tak tanggung-tanggung, materi ini dibawakan langsung oleh pakar tafsir dan pendidikan, Dr. KH. Amang Syafruddin, Lc., M.Si.

Acara diawali dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh Ananda Dafa dan Mursi dari kelas 6B. Suara mereka yang membacakan Surah Ar-Rahman seolah menjadi ouvertura yang menyentak kesadaran tentang keseimbangan alam semesta.

Memasuki sesi inti, Dr. Amang Syafruddin—yang akrab disapa dengan sebutan “Khas” (Kang Haji Amang Syafruddin)—mengajak peserta untuk menyelami makna filosofis yang sangat mendalam, dimulai dari huruf yang paling sederhana: Huruf Ba dalam Bismillah.

“Ba itu bermakna Al-Ilsoq atau Connection (keterhubungan),” tegas beliau. Beliau menganalogikan hidup manusia seperti telepon genggam. Secanggih apapun perangkatnya, jika tidak ada sinyal atau koneksi, maka ia kehilangan fungsi utamanya. Demikianlah hidup seorang Muslim; langkah pertamanya adalah mengoneksikan diri dengan Allah (Hablumminallah). Tanpa koneksi ini, segala aktivitas duniawi menjadi kosong tanpa makna.

Tadabur: Memandang Jauh ke Depan

Dr. Amang meluruskan persepsi bahwa tadabur hanya sekadar membaca terjemahan. Secara bahasa, tadabur berasal dari kata Dubur (belakang). Secara istilah, ia bermakna At-Taammul fil ‘Aqibah, atau memikirkan konsekuensi akhir dari sebuah perbuatan.

“Tadabur melatih nalar kita untuk berpikir konsekuensional. Sebelum berucap atau bertindak, seorang yang bertadabur akan bertanya: Apa dampak perbuatanku ini di akhirat nanti?” ujar beliau. Inilah metodologi berpikir yang ingin ditanamkan: visi yang melampaui dunia, menembus hingga ke negeri abadi.

Dalam sesi yang interaktif, beliau juga menekankan pentingnya tidak mendikotomikan ilmu. Al-Qur’an adalah induk segala sains. Dari kata As-Sama’ (langit), orang tua bisa memantik rasa ingin tahu anak tentang astronomi. Dari kata Al-Ard (bumi), lahir ilmu geografi dan biologi. Pesan beliau jelas: Jangan takut mengarahkan anak mendalami Al-Qur’an, karena Al-Qur’an adalah basis moral dan petunjuk (hudan) bagi seluruh cabang ilmu pengetahuan.

Refleksi Kritis: Antara Hafalan dan Pengamalan

Diskusi semakin hangat ketika muncul pertanyaan menggelitik dari salah satu peserta: “Mengapa Indonesia yang penduduk Muslim dan penghafal Qur’annya banyak, namun belum menjadi baldatun thayyibatun dan korupsi masih merajalela?”

Jawaban Dr. Amang menjadi tamparan halus namun menyadarkan. Hal itu terjadi karena interaksi kita dengan Al-Qur’an seringkali berhenti pada level knowing (hafalan dan pengetahuan), namun belum sampai pada level finding guidance (menemukan petunjuk) dan acting (pengamalan). Tadabur menuntut perubahan perilaku, bukan sekadar koleksi wawasan intelektual.

Sinergi Sekolah dan Rumah

Usai siraman rohani yang padat gizi, Kepala Sekolah Adab.ID, Ustazah Rini Kusmani, menyampaikan beberapa poin strategis untuk menyelaraskan pengadaban di sekolah dan di rumah. Beliau memaparkan teknis tadabur yang diterapkan kepada murid, mulai dari momen ziyadah hafalan hingga kontekstualisasi ayat dalam kejadian sehari-hari di kelas.

Poin penting lainnya adalah komitmen sekolah terhadap lingkungan. Ustazah Rini menghimbau keras penggunaan wadah makan yang reusable (bisa dicuci ulang) demi mengurangi sampah, mengajarkan anak-anak adab terhadap lingkungan (hifdzul bi’ah). Selain itu, dilaporkan pula total donasi untuk Palestina yang terkumpul mencapai Rp 8.199.900, sebuah bukti kepedulian komunitas sekolah terhadap saudara seiman.

Di sesi akhir, Ketua Komite Sekolah, Bapak Ahmad Shohan, mensosialisasikan struktur baru Komite Periode 2025-2027 yang kini dimekarkan menjadi 5 bidang strategis. Langkah ini diambil untuk mewujudkan visi menjadi “Komite Sekolah Model” yang mampu mendukung penuh ekosistem pendidikan adab.

Penutup yang Berkah

Kegiatan ditutup dengan doa kafaratul majelis dan rasa syukur. Alhamdulillah, semangat berbagi dalam majelis ini juga terwujud dalam bentuk Infak Pagi yang terkumpul sebesar IDR 3.734.000.

SARAT Sesi ke-3 ini bukan sekadar pertemuan rutin, melainkan sebuah simpul penguat. Ayah Bunda pulang dengan “oleh-oleh” berharga: sebuah kesadaran baru untuk menjadikan Al-Qur’an bukan hanya sebagai bacaan lisan, melainkan sebagai kacamata dalam memandang kehidupan dan mendidik generasi peradaban.

Sampai jumpa di SARAT sesi berikutnya!


 

Foto Serah Terima Komite Lama kepada Ketua Komite Baru, Selamat Berkarya, Pak Achmad Sholichan.


Institut Adab Insan Mulia

▫️ Web: AdabInsanMulia.org
▫️ Telegram: t.me/sekolahadab
▫️ FB: facebook.com/adabinsanmulia
▫️ IG: instagram.com/adabinsanmulia
▫️ Twitter: twitter.com/adabinsanmulia
▫️ YouTube: www.youtube.com/AdabTVOnline
▫️ WA: https://chat.whatsapp.com/LELTACMjFab7bZm5igQoCB

Admin: wa.me/6287726541098

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button