Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.
Analisis KurikulumTa'dib

Analisis dalam Al-Qur’an

Analisis Kurikulum Pendidikan Islam

A. Pengantar

Sebelum melangkah jauh membedah struktur kurikulum, langkah fundamental bagi setiap murid adalah memahami hakikat dari aktivitas “menganalisis” itu sendiri. Mengapa kita perlu menganalisis? Apa bedanya sekadar membaca dokumen kurikulum dengan menganalisisnya secara mendalam?

Dalam bab ini, kita akan menelusuri akar kata dan makna filosofis dari istilah “analisis”, baik dari perspektif tradisi intelektual Barat (sebagai asal istilah akademik modern) maupun dari perspektif Worldview Islam yang bersumber dari kekayaan bahasa Arab, Al-Qur’an, dan As-Sunnah. Pemahaman ini krusial agar proses pengadaban yang kita rancang tidak kehilangan arah.

B. Genealogi dan Sejarah Istilah “Analysis”

Secara historis, istilah “analisis” (analysis) memiliki akar panjang dalam sejarah pemikiran manusia, bermula dari tradisi Yunani Kuno. Kata ini berasal dari bahasa Yunani Kuno, analusis (ἀνάλυσις), yang terbentuk dari dua morfem:

  1. ana-: yang berarti “ke atas” (up), “kembali” (back), atau “sepanjang” (throughout).
  2. lysis: yang berarti “melonggarkan” (loosening), “melepaskan” (releasing), atau “memecah” (dissolving).

Dalam konteks Yunani klasik, istilah ini awalnya digunakan untuk merujuk pada proses menguraikan simpul yang rumit. Bayangkan sebuah tali yang kusut, analisis adalah proses melonggarkan ikatan-ikatan tersebut satu per satu agar kita bisa melihat untaian aslinya.

Seiring berjalannya waktu, istilah ini diadopsi ke dalam bahasa Latin Abad Pertengahan sebagai analysis, dan kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris dan Perancis pada abad ke-16 dan 17. Pada masa inilah, terutama di era Enlightenment (Pencerahan), analisis menjadi metode ilmiah utama. Para filsuf seperti René Descartes menekankan pentingnya memecah masalah besar menjadi bagian-bagian terkecil yang bisa dikelola untuk menemukan kebenaran.

Dalam Kamus Oxford, analysis didefinisikan sebagai “The detailed study or examination of something in order to understand more about it” (Studi atau pemeriksaan terperinci tentang sesuatu untuk memahaminya lebih lanjut). Maka, dalam konteks akademik Barat, analisis identik dengan reduksionisme, yakni memecah kompleksitas menjadi elemen-elemen parsial untuk dipahami strukturnya.

C. Analisis dalam Perspektif The Worldview of Islam

Berbeda dengan tradisi Barat yang cenderung berhenti pada pemahaman struktural (rasionalis), Islam memandang aktivitas berpikir dan mengurai masalah sebagai jalan menuju keimanan, kebijaksanaan (hikmah), dan ketepatan tindakan (amal). Al-Qur’an menyediakan spektrum terminologi yang luas untuk menggambarkan aktivitas “analisis”. Seorang murid pendidikan Islam harus mampu menggunakan seluruh spektrum ini dalam membedah kurikulum.

1. Al-Tafakkur & Al-Ta’aqqul: Landasan Spiritual-Rasional

Dua istilah ini memayungi semua istilah kemudian. Tafakkur (QS. Ali Imran: 191) adalah gerak hati merenungi makna, sedangkan Ta’aqqul adalah gerak akal mengikat makna. Keduanya memastikan analisis tidak lepas dari kesadaran akan Allah SWT.

2. Al-Taḥlīl (التحليل): Penguraian Masalah

Dalam khazanah bahasa Arab modern, kata ini adalah padanan baku untuk analysis. Berakar dari kata ḥalla (mengurai/membuka ikatan), yakni mengurai kerumitan menjadi kesederhanaan untuk menemukan solusi atau hukum. Contohnya adalah kemampuan teknis membedah dokumen kurikulum yang tebal dan rumit menjadi komponen-komponen sederhana (tujuan, materi, metode) agar mudah dipelajari.

3. Al-Tafṣīl (التفصيل): Menjelaskan Terperinci dan Sistematis

Berasal dari kata faṣala (memisahkan). Allah berfirman dalam surat Al-Isra’ [17] ayat 12: “…wa kulla syai’in faṣṣalnāhu tafṣīlā” (…dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan terperinci), yakni menjelaskan sesuatu secara terperinci, bagian per bagian, memisahkan satu hal dari hal lain agar menjadi saling terhubung dan terkait. Contohnya adalah kemampuan memecah tujuan besar pendidikan (visi) menjadi misi, lalu menjadi Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), hingga Indikator. Ini adalah technical skill dalam menyusun struktur kurikulum agar sistematis.

4. Al-Tamyīz & Al-Tabayyun (التمييز & التبين): Memverifikasi dan Menyeleksi

Tamyīz adalah kemampuan membedakan (discernment), sedangkan Tabayyun adalah klarifikasi data. Allah memerintahkan dalam surat Al-Hujurat [49] ayat 6: “…fatabayyanū…”. Maknanya memisahkan yang haq dari yang batil, memverifikasi data sebelum mengambil kesimpulan. Contoh aplikasinya seperti menganalisis konten buku ajar atau metode pengadaban. Apakah materi ini shahih? Apakah metode ini sesuai adab? Seorang analis kurikulum harus bisa memilah (“menyaring”), misalkan mana muatan yang sesuai dengan The Worldview of Islam dan mana infiltrasi pemikiran sekuler.

5. Al-Tafaqquh (التفقه): Mendalami Substantif

Berasal dari kata fiqh (paham mendalam). Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah [9] ayat 122: “…liyatafaqqahū fī al-dīn…” (…untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama…). Analisis disini bermakna memahami sesuatu secara mendalam sampai ke inti sarinya, bukan sekadar kulit luarnya. Contoh penerapannya adalah saat menganalisis “ruh” kurikulum. Bukan sekadar mengecek apakah RPP tersedia (administrasi), tetapi menganalisis apakah substansi materi tersebut benar-benar bisa mengantarkan murid pada pemahaman agama yang mendalam.

6. Al-Tadabbur (التدبر): Memprediksi Secara Visioner

Berasal dari akar kata dubur (belakang/akhir). Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa [4] ayat 82: Afalā yatadabbarūna al-Qur’ān… (Apakah mereka tidak mentadabburi Al-Qur’an?). Analisis disini memikirkan sesuatu hingga ke akhir kesudahannya (akibat/konsekuensi jangka panjang). Contoh aplikasi penerapannya adalah saat menyusun atau membedah kurikulum, kita bertanya: “Jika kurikulum ini diterapkan hari ini, apa dampaknya bagi akidah dan akhlak murid 10 atau 20 tahun ke depan?” Analisis ini melampaui data angka, menuju visi peradaban.

Berdasarkan kumpulan kosa kata kunci di atas tentang analisis, maka Mata Kuliah (MK) Analisis Kurikulum Pendidikan Islam dapat didefinisikan sebagai:

“Upaya sistematis untuk mengurai (tafṣīl) komponen pengadaban, memverifikasi kebenarannya (tabayyun), dan memahaminya secara mendalam (tafaqquh), guna memprediksi dampaknya bagi masa depan murid (tadabbur). Seluruh proses ini dilandasi oleh penggunaan akal sehat (ta’aqqul) dan perenungan spiritual (tafakkur) untuk memastikan pendidikan melahirkan manusia beradab sesuai ridha Allah SWT.”

Dengan definisi ini, seorang murid tingkat Magister diharapkan tidak hanya menjadi “teknisi kurikulum”, tetapi menjadi “arsitek peradaban” yang visioner.

@supraha | t.me/supraha

▫️ UWS Community: https://chat.whatsapp.com/Kgg2jHyTxsP5rkDg1KsqlI
▫️ Channel Wido Supraha: https://chat.whatsapp.com/I5EYNEUrJGiAoj7nv38Mjb
▫️ Diskusi Materi: https://chat.whatsapp.com/BDB76cPkRID7ZE3I2RGFns
▫️ Kelas Tadabbur: https://chat.whatsapp.com/KT7YRzgBXCA7SDQaYaWFpl
▫️ Tadabbur 6236 ayat: https://chat.whatsapp.com/I5B5E635tbp2f9DoUV3SaL


Institut Adab Insan Mulia

▫️ Web: AdabInsanMulia.org
▫️ Telegram: t.me/sekolahadab
▫️ FB: facebook.com/adabinsanmulia
▫️ IG: instagram.com/adabinsanmulia
▫️ Twitter: twitter.com/adabinsanmulia
▫️ YouTube: www.youtube.com/AdabTVOnline
▫️ WA: https://chat.whatsapp.com/LELTACMjFab7bZm5igQoCB

Admin: wa.me/6287726541098

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button