Oleh: Dr. Wido Supraha, M.Si. (Direktur Institut Adab Insan Mulia)
Nabi Ibrahim a.s. bukan sekedar sosok yang mulia dalam sejarah kenabian, namun juga sosok Ayah yang telah memberikan keteladanan kepada kaum muslimin dalam berdialog dengan anak-anaknya. Dialog-dialog yang beliau lakukan, sebagiannya terdokumentasikan di dalam Al-Qur’an.
Jika dirunut dalam tertib Al-Qur’an, dialog yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s. kepada Nabi Isma’il a.s. adalah dialog yang pertama kali ditemukan. Dialog tersebut termaktub dalam Surat Al-Baqarah [2] ayat 132:
وَوَصّٰى بِهَآ اِبْرٰهٖمُ بَنِيْهِ وَيَعْقُوْبُۗ يٰبَنِيَّ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰى لَكُمُ الدِّيْنَ فَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ۗ
Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya dan demikian pula Ya‘qub, “Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu. Janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”
Nabi Ibrahim a.s. adalah sosok Nabi yang sentiasa dido’akan kaum muslimin dalam setiap ibadah shalat. Tidak hanya beliau, namun keluarganya pun dido’akan. Rasulullah SAW mengajarkan Muslim do’a saat tasyahhud akhir, sebagaimana riwayat al-Bukhari no. 4797 dan Muslim no. 406:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ, كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ, وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ, كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ, إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Ya Allah, semoga shalawat tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, semoga berkah tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Di antara keteladanan yang kita peroleh dari keluarga Ibrahim a.s. adalah terlibatnya Ibrahim a.s sebagai sosok Ayah yang senang berdialog dengan seluruh anak-anaknya. Di dalam ayat ini, beliau memberikan satu pengantar kehidupan yang sangat penting dan dibutuhkan, yakni: “Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu. Janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim“.
Dari kalimat di atas, diperoleh adab dalam memberikan nasihat:
- Wasiat yang mengandung kebaikan dan keselamatan di dunia dan Akhirat
- Wasiat yang paling prioritas agar didahulukan untuk disampaikan adalah Iman dan Islam
- Mengingatkan agar anak tidak merasa aman dari kematian, dan agar sering Dzikr al-Maut
- Mengajak bersyukur atas nikmat yang terbesar dalam kehidupan ini yakni: ber-Islam
- Menyampaikan harapan Ayah yang paling utama adalah apa yang akan memuliakan Ayah dan Anaknya di Akhirat
- Memilih kata wasiat, bukan perintah, karena Ayah bukan sedang memerintahkan tapi sedang memberikan wasiat, kalimat mulia yang jangan diremehkan kandungannya
- Tidak terlalu bersemangat memberikan banyak hal dalam satu waktu, namun pilihlah satu materi yang dianggap paling penting di sebuah pertemuan
Dari kalimat yang ringkas ini kita mendapatkan sebuah inspirasi besar betapa pentingnya, menanamkan kebanggaan sebagai seorang Muslim, membenamkan rasa syukur kepada Allah SWT yang tak terhingga karena dilahirkan sebagai seorang Muslim, sehingga memberikan nasihat yang paling berharga untuk merawat nikmat Islam yang telah dimiliki sampai wafat.
Kalimat di atas bisa diluaskan, seperti:
- Ananda kebanggan Abi, bersyukurlah kepada Allah SWT yang telah melahirkanmu ke dalam agama Islam. Begitu banyak manusia yang harus bergelut dengan pemikirannya hingga akhirnya kembali ke jalan Islam, sementara engkau terlahir telah menjadi seorang Muslim. Maka semangatlah untuk terus berpikir dengan pandangan hidup Islam.
- Wahai Mujahid Penegak Agama, tundukkanlah jiwamu dengan sebenar-benar kepasrahan bersama Islam, agama yang telah diturunkan sejak manusia pertama, Nabi Adam a.s., hingga Nabi ke-124.000. Pastikanlah dirimu wafat dalam kondisi beragama Islam sebagaimana para manusia mulia tersebut, dan karena itu selalulah memilih amalan yang tidak bertentangan dengan Islam, agar akhir hidupmu pada salah satu amalan Islami tersebut.
- Ananda tercinta, Abah wasiatkan kepadamu sebuah wasiat yang hendaknya engkau paling prioritaskan dalam hidupmu ya, cintailah agamamu, dan berjuanglah untuk agamamu, dan kejarlah kematian dalam memegang prinsip-prinsip agamamu, Islam.
- Wahai Anakku Kebanggaan Rasulullah SAW, kematian bisa datang sewaktu-waktu. Janganlah pernah engkau lalai. Istiqamahlah bersama Islam. Jadilah manusia yang mulia karena keistiqamahanmu. Meskipun engkau harus berbeda dengan teman-temanmu dalam banyak hal.
Semoga Allah SWT menjadikan anak keturunan kita bagian dari keturunan yang diwafatkan Allah dalam kondisi ber-Islam. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Institut Adab Insan Mulia
▫️ Web: AdabInsanMulia.org
▫️ Telegram: t.me/sekolahadab
▫️ FB: facebook.com/adabinsanmulia
▫️ IG: instagram.com/adabinsanmulia
▫️ Twitter: twitter.com/adabinsanmulia
▫️ YouTube: www.youtube.com/AdabTVOnline
▫️ WA: https://chat.whatsapp.com/LELTACMjFab7bZm5igQoCB
Admin: wa.me/6287726541098