Kuliah Ramadhan Hari 06: Kami Dengar dan Kami Segera Ta’at
Ta'dib: Ramadhan dan Pendidikan Adab
Oleh: Dr. Wido Supraha, M.Si. (Direktur Institut Adab Insan Mulia | Founder Sekolah Adab)
Perintah berpuasa di dalam Al-Qur’an hanya ada pada ayat 183-187 dari surat Al-Baqarah, dan diawali dengan seruan: Wahai orang-orang yang beriman (Yaa ayyuhalladziina aamanuu). Tentu saja, siapapun yang beriman akan langsung memberikan perhatian kepada seruan yang datang dari Dzat yang mereka imani, Allah SWT. Mereka pasti yakin bahwa setiap seruan-Nya mengandung arahan yang wajib di ta’ati, maka dengan penuh kebahagiaan, orang-orang beriman akan mengatakan: Kami Dengar dan Kami Segera Ta’at (Sami’na wa atha’na).
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah [2] ayat 183:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Terdapat 89 kali seruan Allah SWT kepada orang-orang beriman di dalam Al-Qur’an al-Karim. Bagi setiap mukmin, daftar seruan ini akan menjadi check-list program kerja individu, sehingga hidupnya akan selalu penuh rencana dan target, dan ini membuat hidupnya menjadi lebih hidup. Perhatikan firman Allah SWT dalam surat Al-Anfal [8] ayat 24:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَجِيْبُوْا لِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ اِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيْكُمْۚ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ يَحُوْلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهٖ وَاَنَّهٗٓ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
Sebagai contoh, di dalam surat Al-Baqarah sendiri terdapat setidaknya 9 seruan kepada orang-orang beriman. Daftar seruan ini tentu menjadi KPI (key performance indicator) bagi setiap mukmin untuk dilaksanakan.
- Meningkatkan literasi dan detail dalam segala sesuatu (Q.S. 2: 104)
- Menjadikan shalat dan sabar sebagai penolong dalam kesulitan (Q.S. 2: 153)
- Menjadikan hanya makanan yang sehat lagi halal untuk menunjang amal dalam kehidupan (Q.S. 2:172)
- Menjaga nyawa manusia dengan menegakkan qishash dan memaafkan tetap pilihan yang terbaik (Q.S. 2:178)
- Melaksanakan puasa selama sebulan penuh di bulan suci Ramadhan (Q.S. 2: 183)
- Masuk ke dalam Islam secara totalitas, kaffah (Q.S. 2: 208)
- Senang berinfak dengan sesuatu yang baik dari sebagian rizki (Q.S. 2:254)
- Jangan merusak amalan infak yang telah lalu dengan mengungkitkan kembali dan menyakiti hati penerima (Q.S. 2:264)
- Segera meninggalkan aktifitas perekonomian ribawi (Q.S. 2:278).
Berpuasa adalah syariat para Nabi sejak masa dahulu dengan tata cara yang berbeda-beda. Sebelum puasa Ramadhan diwajibkan, dahulu Nabi SAW melaksanakan puasa wajib 1 hari di Hari Asyura, dan melaksanakan puasa sunnah 3 hari setiap bulan sebagai warisan turun-temurun dari puasa Nabi Nuh a.s. Sebuah kewajiban seperti berpuasa sebulan penuh akan terasa berat bagi banyak orang, tapi justru sebuah kebutuhan bagi orang-orang beriman yang ingin mengekspresikan cintanya kepada Allah SWT dengan tata cara yang diridhai-Nya.
Menjadi sebuah kebahagiaan bagi mukmin ketika diberikan kesempatan untuk dapat menyempurnakan keimanannya secara bertahap, sembari berharap sebelum ajal menjemput, seluruh daftar seruan-Nya telah terlaksana dengan sempurna. Marilah bersegera dalam keta’atan setelah kita mendengar seruan-Nya. Jangan tunda-tunda karena hanya akan berakhir dengan penyesalan.
adabinsanmulia.org