Kuliah Ramadhan Hari 07: Ramadhan Syahrul Qur’an
Ta'dib: Ramadhan dan Pendidikan Adab
Al-Qur’an diturunkan di bulan Ramadhan, di malam yang penuh keberkahan (lailatul mubarakah). Secara utuh, total 6236 ayat Al-Qur’an diturunkan dari Lauhil Mahfuzh ke Baitul ‘Izza di di malam yang penuh kemuliaan (lailatul qadr). Barulah kemudian Malaikat Jibril a.s. menurunkan secara bertahap kepada jiwa Rasulullah SAW, selama sekitar 23 tahun lamanya. Dari periode tersebut, 13 tahun diturunkan kepada Nabi SAW saat berdomisili di Kota Makkah (Surat-surat Makkiyah), dan 10 tahun diturunkan ketika Nabi SAW berdomisili di Kota Madinah (Surat-surat Madaniyah).
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah [2] ayat 185:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).
Di bulan Ramadhan pula pernah diturunkan beberapa kitab suci sebelum Al-Qur’an, seperti Shuhuf Ibrahim a.s., Taurat, Injil dan Zabur. Rasulullah SAW bersabda sebagaimana riwayat Ahmad (4/107) dari Watsilah bin al-Asqa r.a.:
أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ وَأُنْزِلَ الإِنْجِيلُ لِثَلاثَ عَشْرَةَ مَضَتْ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الزَّبُورُ لِثَمَانَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الْقُرْآنُ لأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ.
“Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadhan. Taurat diturunkan pada hari keenam Ramadhan. Injil diturunkan pada tanggal tiga belas Ramadhan. Zabur diturunkan pada tanggal delapan belas Ramadhan. Dan Al Qur’an diturunkan pada tanggal dua puluh empat Ramadhan.”
Agar Al-Qur’an benar-benar menjadi petunjuk (hudan) dan sumber penjelasan-penjelasan penting (bayyinaatin minal huda) dan pembeda (al-furqan) sebagaimana arahan Allah SWT, tentu penting sekali bagi seorang mukmin tidak sekedar berinteraksi dengan lafazh Al-Qur’an (tajwid, tahsin) namun juga dengan makna Al-Qur’an. Proses memaknai kandungan Al-Qur’an inilah yang disebut dengan Tadabbur.
Jika seseorang tidak mentadabburi kandungan maknanya, maka tidak akan lahir kepahaman. Tanpa kepahaman, tidak akan lahir gerakan amal shalih. Berapa banyak mereka yang membaca bahkan menghafal Al-Qur’an, tapi tidak memahami kandungannya. Sejalan dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Jumu’ah [62] ayat 5:
مَثَلُ الَّذِيْنَ حُمِّلُوا التَّوْرٰىةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوْهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ اَسْفَارًاۗ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ
Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat, kemudian mereka tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
Bahkan Rasulullah SAW pernah bersabda dalam beberapa riwayat bahwa kelak akan ada banyak manusia yang punya semangat agama, pandai membaca Al-Qur’an, namun bacaannya tidak masuk ke dalam tenggorokannya. Artinya, mereka tidak memahami kandungannya.
Oleh karenanya, Allah SWT sebagaimana surat Al-Muzzammil [73] ayat 4, memerintahkan manusia untuk membaca Al-Qur’an dengan perlahan-lahan, karena itu akan membantu dalam memahami dan merenungi kandungannya.
اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ
Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.
Ramadhan dengan demikian mengingatkan kembali kepada orang-orang beriman, apakah kita masih terlalu sibuk untuk dapat fokus mentadabburinya? Allah SWT berfirman dalam surat Muhammad [47] ayat 24:
اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ اَمْ عَلٰى قُلُوْبٍ اَقْفَالُهَا
Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur’an ataukah hati mereka sudah terkunci?
Mari semangat menuntaskan dalam pengkhataman lafazh Al-Qur’an, dan semakin semangat dalam pengkhataman makna Al-Qur’an melalui tadabbur. Mulai dari cara yang paling sederhana, yaitu membaca terjemah Al-Qur’an. Diskusikanlah dengan para ulama terhadap apa-apa yang membutuhkan penjelasan, sehingga pemahaman kita menjadi semakin komprehensif.
adabinsanmulia.org