Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.
Institut AIMSekolah Adab Untuk Sekolah

Pendampingan Manajemen Darul Hikmah Bekasi

Sekolah Adab Untuk Sekolah

Mengukuhkan “Rumah Kebijaksanaan”, Menanam Peradaban Adabi

(Refleksi Menuju Dauroh Manajemen Sekolah & Pesantren YAPIDH ke-8)

Ciawi, 3 Desember 2025 — Di tengah sejuknya udara Villa Bukit Pinus Pancawati, kita berkumpul bukan sekadar untuk rapat kerja rutin. Pertemuan dauroh ke-8 ini adalah sebuah maqam (perhentian) sejenak untuk menengok kembali kompas perjalanan kita. Kita membawa sebuah nama besar yang tersemat di dada institusi kita: Darul Hikmah. Do’a kita bersama untuk Gurunda Dr. Ahmad Sami’un Jazuli, Lc., MA.

Pernahkah kita benar-benar merenung, mengapa para pendiri memilih nama ini? Nama adalah doa, dan dalam perspektif Islamic Worldview, nama adalah definisi dari hakikat sesuatu. Mari kita bedah struktur ontologis dari dua kata agung ini: Dar dan Al-Hikmah.

1. Dar: Bukan Sekadar Gedung, Tapi Rahim Peradaban

Kata Dar (دار) dalam bahasa Arab bermakna rumah, tempat tinggal, negeri, atau kampung halaman. Namun dalam konteks institusi, Dar bermakna sebuah Bi’ah (lingkungan) yang melindungi.

Ketika dinamakan sekolah ini Darul Hikmah, ada tergores ikrar bahwa sekolah ini—mulai dari TKIT hingga SMAIT, baik Fulldays maupun Boarding—adalah sebuah “Rumah”. Rumah memiliki sifat melindungi penghuninya dari panas dan hujan. Maka, Darul Hikmah harus menjadi benteng yang melindungi fitrah murid dari “hujan asam” pemikiran liberal dan “panasnya” budaya hedonisme global.

Di dalam Dar, anak-anak tidak sekadar berkunjung, tapi mereka “hidup”. Bagi santri Boarding, ini adalah rumah fisik dan jiwa mereka. Bagi murid Fulldays, ini adalah rumah jiwa mereka. Dar menuntut adanya kehangatan, kasih sayang (rahmah), dan rasa aman (amanah). Tanpa rasa aman dan kasih sayang, sebuah sekolah hanyalah pabrik nilai, bukan Dar.

2. Al-Hikmah: Puncak dari Ilmu dan Adab

Kata kedua adalah Al-Hikmah. Ini adalah kata yang berat. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah [2]: ayat 269:

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا

“Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak.”

Apa itu Hikmah? Dalam tradisi ilmu Islam, Hikmah sering dimaknai sebagai “Menempatkan sesuatu pada tempatnya dengan benar”. Definisi ini identik dengan Adil dan Adab.

  • Orang yang pintar belum tentu memiliki hikmah. Orang pintar bisa saja menggunakan kepintarannya untuk menipu (tidak beradab).
  • Tapi orang yang memiliki Hikmah (Hukama/Hakim), pasti dia berilmu dan beradab.

Jadi, visi “Sekolah Penanam Adab dan Akhlaq Mulia” sesungguhnya adalah konsekuensi logis dari nama Darul Hikmah itu sendiri. Kita tidak mungkin mencapai derajat Hikmah tanpa melewati tangga Adab.

Hikmah adalah buah. Adab adalah akarnya. Jika Darul Hikmah ingin memanen generasi yang bijaksana (wise), maka kita harus menanam benih adab itu dalam-dalam.

Integrasi Berjenjang: Dari Tunas hingga Pohon Rindang

Dauroh manajemen kali ini menegaskan kesinambungan (continuity) kurikulum adab ini. Kita tidak mendidik secara terputus-putus.

  • TKIT (Tunas Adab): Di sini kita mengenalkan siapa Tuhannya. Hikmah di usia ini adalah rasa takjub kepada Allah. Adabnya adalah adab fisik dan emosi dasar.

  • SDIT (Akar Adab): Kita menanamkan disiplin ibadah dan kecintaan pada ilmu. Hikmah-nya adalah ketaatan.

  • SMPIT (Batang Adab): Di usia baligh ini, Hikmah mulai masuk ke ranah nalar. Mereka diajarkan membedakan Haqq dan Batil (Al-Furqan). Adabnya adalah menjaga diri dan pergaulan.

  • SMAIT (Buah Hikmah): Ini adalah fase pematangan. Baik di asrama (Boarding) maupun sekolah (Fulldays), mereka disiapkan menjadi pemimpin. Hikmah di sini adalah kemampuan mengambil keputusan yang benar dan bermanfaat bagi umat.

Ingatlah, kita tidak bisa memberikan apa yang tidak kita miliki (faqidus syai’ laa yu’thi). Jika kita ingin Darul Hikmah menjadi sekolah penanam adab, maka Manajemen YAPIDH harus menjadi teladan adab yang paling utama.

  • Bagaimana mungkin kita menanam adab pada murid, jika manajemen tidak beradab dalam mengelola guru?
  • Bagaimana mungkin kita mengajarkan hikmah (keadilan), jika kita tidak adil dalam kebijakan?

Jadikan Dauroh ini sebagai momentum Tajdidun Niyat (pembaruan niat). Kita sedang mengelola “Rumah Kebijaksanaan”. Setiap keputusan yang lahir dari meja rapat YAPIDH, haruslah keputusan yang memancarkan cahaya hikmah, bukan sekadar hitungan untung-rugi materi.

Mari kita jadikan Darul Hikmah benar-benar sebagai Dar (Rumah) di mana Hikmah (Ilmu & Adab) dijunjung tinggi. Sehingga kelak, dari rahim sekolah (madrasah) ini, lahir generasi Rabbani yang tidak hanya cerdas otaknya, tapi anggun akhlaknya. Selamat ber-dauroh. Semoga Allah menurunkan Hikmah-Nya di Pancawati.


Institut Adab Insan Mulia

▫️ Web: AdabInsanMulia.org
▫️ Telegram: t.me/sekolahadab
▫️ FB: facebook.com/adabinsanmulia
▫️ IG: instagram.com/adabinsanmulia
▫️ Twitter: twitter.com/adabinsanmulia
▫️ YouTube: www.youtube.com/AdabTVOnline
▫️ WA: https://chat.whatsapp.com/LELTACMjFab7bZm5igQoCB

Admin: wa.me/6287726541098

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button