👤 Dr. Wido Supraha, M.Si. (SekolahAdab.Com)

Banyak yang merasa telah memberikan yang terbaik kepada anaknya hanya dengan orientasi harta. Mereka bekerja siang dan malam untuk mendapatkan uang yang banyak, berharap anaknya bisa makan dan berpakaian. Hal yang mulia, namun akan sempurna jika kita menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih utama dari sekedar harta.

Rasulullah SAW pernah bersabda sebagaimana riwayat at-Tirmidzi no. 1875 dalam Kitab Berbakti dan Menyambung Silaturrahim dari kakeknya Ayyub bin Musa dengan derajat yang gharib atau mursal menurut sebagian ulama:

مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدًا مِنْ نَحْلٍ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ
Tidak ada suatu pemberian seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama daripada adab (akhlak) yang baik.

 

Tentu adab yang baik mencakup banyak hal dalam agama ini. Sosok yang paling berhak mewariskan kepada seorang anak adalah ayahnya sendiri. Untuk tujuan ini dibutuhkan waktu seorang ayah untuk membersamai. Waktu yang konsisten berkala dan berkualitas meskipun tidak banyak.

Dari mana anakmu bisa mengenal Allah?
Dari mana anakmu bisa menghafal Al-Fatihah?
Dari mana anakmu bisa membaca huruf Hijaiyah?
Dari mana anakmu terbiasa berdzikir ba’da Shalat?
Dari mana anakmu terbiasa makan sambil duduk?
Dari mana anakmu terbiasa buang air kecil di tempat tertutup?
Dari mana anakmu terbiasa buang sampah di tempat sampah?
Dari mana anakmu terbiasa berdo’a termasuk mendo’akan kedua orang tuanya?

Jangan biarkan sebagian adab-adab mendasar itu, seluruhnya ditanamkan oleh gurunya atau ustadznya, karena engkaulah para Ayah yang seharusnya menjadi guru dan ustadz pertama baginya.

Institut Adab Insan Mulia

▫️ Web: AdabInsanMulia.org
▫️ Telegram: t.me/sekolahadab
▫️ FB: facebook.com/adabinsanmulia
▫️ IG: instagram.com/adabinsanmulia
▫️ Twitter: twitter.com/adabinsanmulia
▫️ YouTube: www.youtube.com/AdabTVOnline
▫️ WA: https://chat.whatsapp.com/LELTACMjFab7bZm5igQoCB

Admin: wa.me/6287726541098