Ta'dibTadabbur Al-Qur'an

Rubu’ ke-01 Tadabbur Al-Qur’an

Tadabbur Al-Qur'an Al-Karim

Oleh: Dr. Wido Supraha, M.Si.

Rubu’ ke-01 adalah Al-Qur’an Surat Al-Baqarah [1] ayat 1-25 pada halaman 2-5 dari Mushaf Utsmani. Sebagaimana ciri Surat Madaniyah, pada Rubu’ ini, Allah SWT sentiasa mengkorelasikan antara keimanan dan amal shalih, dan menegaskan bahwa setiap amal shalih hendaknya dibangun di atas pondasi keimanan. Amal yang tidak dibangun di atas keimanan akan berakhir pada kesia-siaan. Atas dasar inilah manusia terbagi pada 3 (tiga) golongan secara umum, sebagaimana akan dijelaskan.

Berikut ini sebagian kecil pelajaran yang dapat kita ambil dari Rubu’ ke-01, sebagai berikut:

Rubu’ ke-01
1 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 1
  1 Di antara pembuka-pembuka surat (fawatih as-suwar) di dalam Al-Qur’an
  2 Terdapat 14 huruf yang Allah gunakan sebagai pembuka dari 29 surat: alif, lam. mim. sad, ra, kaf, ha, ya, ‘ain, ta, sin, ha, qaf, dan nun, dan masing-masing di antaranya ada yang masuk dalam huruf-huruf mahmus, majhur, rakhwah, syadidah, mutabbaqah, mafhihah, musta’liyah, munkhafidah, dan juga qalqalah
  3 Pembuka surat dengan jenis seperti ini ada yang hanya satu huruf, misalnya shad, nun, dan qaf, ada yang dua huruf, misalnya ha mim: tiga huruf seperti Alif lam mim; dan empat huruf, seperti Alif lam mim ra dan Alif lam m’im shad; serta lima huruf, seperti kaf ha ya ‘ain sad dan ha mim ‘ain sin qaf. Tidak ada yang lebih dari lima huruf.
  4 Umumnya setiap surat yang diawali dengan jenis seperti ini akan menegaskan keutamaan Al-Qur’an dan keagungan kandungannya
  5 Allah SWT memulai dengan Alif-Lam-Miim untuk membelajarkan para pembacanya, bahwa: – Jangan remehkan membaca setiap huruf dalam Al-Qur’an, karena tidaklah peradaban dibangun kecuali oleh orang-orang yang beradab, yang berawal dengan menegakkan adabnya dimulai dari menegakkan setiap huruf dalam Al-Qur’an – Kondisikanlah jiwa dan perhatianmu, karena engkau sedang membaca jamuan dari Allah (ma’dubatullah) dan meresapkan seluruh kandungan makna dari bacaanmu ke dalam jiwamu, sehingga menenangkan jiwamu dan menggerakkan kalbumu untuk hidup dan ber-ghirah tinggi
2 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 2
  6 Kitab Al-Qur’an adalah sumber adab, sumber kebenaran, dan sumber hidayah bagi orang-orang yang bertakwa, maka janganlah engkau dekati dengan penuh keraguan agar engkau mendapatkan keyakinan, ketenangan jiwa, yang akan menggerakkan produktifitas amal
  7 Di dunia ini sejatinya hanya ada 3 (tiga) jenis manusia, yakni 1) Bertakwa; 2) Kafir; dan 3) Munafik
  8 Menarik sekali karena di rubu’ pertama ini, Allah SWT menarasikan orang-orang yang bertakwa dengan 5 (lima) ayat-Nya, orang-orang kafir dengan 2 (dua) ayat-Nya, namun membutuhkan 13 (tiga belas) ayat untuk menarasikan orang-orang munafik
  9 Ketakwaan itu jelas, kekafiran itu pun jelas, namun kemunafikan adalah sifat yang sangat berbahaya, karena ia tidak tampak seketika kecuali kelak melalui kerusakan-kerusakan yang diperbuatnya secara sistematis
  10 Allah SWT menarasikan sifat-sifat keburukan atau kegagalan manusia pada lebih banyak ayat daripada kebaikan atau kesuksesan manusia, menegaskan bahwa meniti jalan kesuksesan dilalui dengan banyak belajar dari jalan kegagalan orang-orang terdahulu. Bahwa ketika seseorang menjaga dirinya dari jalan kegagalan, sejatinya pada saat itu ia telah meniti jalan kesuksesan
3 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 3
  11 Pintu masuk orang-orang bertakwa adalah ketika ia meyakini bahwa yang tidak terlihat oleh mata lahirnya (zhahir, syahadah) belum tentu tidak wujud. Ketakwaan dimulai dengan mengimani yang ghaib, sesuatu yang hanya dapat dilihat oleh mata batin seseorang yang jernih, bersama akalnya yang berpandukan wahyu
  12 Ketika seseorang telah mengenal Allah SWT, maka akan hadir kerinduan untuk mengekspresikan cintanya kepada Allah SWT, Dzat yang telah ia kenali hakikatnya. Shalat dan zakat adalah dua amal utama sebagai wujud ekspresi cinta seorang hamba, makhluk kepada Khalik
4 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 4
  13 Siapapun yang dalam sepanjang sejarah peradaban berpegang teguh dengan Kitab Suci yang didakwahkan oleh para Nabi dan Rasul, maka ia akan selalu mendapatkan petunjuk dari Allah SWT
5 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 5
  14 Al-Qur’an adalah sumber hidayah. Hidayah itu tidak ditunggu tapi dicari. Mencarinya melalui proses pemaknaan dalam seluruh kandungan ayat-ayat Allah SWT.
  15 Orang-orang yang sukses adalah orang-orang yang mendapatkan hidayah dan Allah jaga hidayah dalam jiwanya hingga akhir hayatnya
6 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 6-7
  16 Hakikat orang-orang kafir sangatlah mudah dan sederhana. Mereka adalah orang-orang yang tidak percaya kepada Allah dan Rasulullah SAW. Hati, pendengaran dan penglihatan mereka tertutupi (covered) dari cahaya kebenaran dikarenakan ketidakmampuan mereka dalam menata hawa nafsu agar selalu berpandukan wahyu, sehingga jiwanya selalu mengikuti apa kata hawa nafsunya, meskipun berbeda daripada ilmu
7 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 8-9
  17 Hakikat orang-orang munafik adalah tidak samanya antara perkataan dan perbuatan. Apa yang tampak di depan berbeda jauh dengan apa yang dilakukan di belakang kita. Bahkan mereka terbiasa membawa nama-nama Allah untuk menutupi keburukan mereka.
8 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 10
  18 Sifat kemunafikan tersebut disebabkan hati mereka menderita penyakit dan mereka tidak berusaha mengobatinya sehingga penyakit itu bertambah parah
9 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 11-12
  19 Begitu kotornya hati mereka sehingga mereka tidak bisa membedakan mana perbuatan yang membawa pada perbaikan (ishlah) dan mana yang membawa pada kerusakan (ifsad)
10 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 13
  20 Akal mereka mengatakan bahwa akal orang-orang yang beriman itu terbatas. Mereka merasa bebas tanpa iman, padahal sejatinya akal mereka pastilah dibatasi oleh pengalaman hidup (experience), bacaan (reading), dan lingkungan (environment). Laksana katak dalam tempurung, kebebasan mereka ternyata semu, karena dibatasi oleh banyak hal. Sementara iman justru membawa akal mereka keluar jauh dari titik keterbatasan mereka kepada apa-apa yang sebelumnya mereka tidak ketahui tentang kejadian masa awal, apa yang akan terjadi di masa akhir, bahkan mereka tidak mengetahui hakikat diri mereka sendiri. Masihkan mereka mengatakan bahwa akal orang-orang beriman itu jauh lebih terbatas daripada akalnya?
11 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 14-15
  21 Sifat kemunafikan membuat mereka tidak merasa berdosa mempermainkan agama beserta seluruh ajarannya yang suci
12 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 16
  22 Hidup sejatinya adalah perdagangan (tijarah) antara makhluk dengan Khalik. Juallah harta dan jiwamu untuk dibalas dengan Jannah, jangan sebaliknya, jangan engkau jual iman dan ilmumu untuk diganti dengan Neraka
13 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 17-18
  23 Siapapun yang meninggalkan iman, mereka meninggalkan cahaya Allah, maka tentu mereka akan berada dalam kegelapan, sehingga tidak lagi dapat melihat mana kebenaran dan mana jalan kesesatan dan kesia-siaan. Semakin lama, mereka akan mulai menerima kesesatan dan kesia-siaan sebagai sebuah kewajaran bahkan kebenaran. Mereka tidak lagi mau mendengarkan arahan-arahan keselamatan maka semakin jauhlah mereka dalam lorong kegelapan yang seakan tidak berujung
14 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 19-20
  24 Tafakkuri seluruh ciptaan Allah dan seluruh peristiwa di alam semesta. Resapilah betapa banyak kenikmatan yang telah Allah berikan kepada manusia, seperti misalkan diturunkannya air hujan untuk membasahi bumi yang mati sehingga hidup dan bersemi. Tafakkur alam adalah salah satu sarana paling efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
15 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 21-22
  25 Terkadang manusia hanya melihat ‘uang’ sebagai rezeki, padahal terus mengalir rezeki dari Allah SWT untuknya baik apa yang dibutuhkan di bumi dari tumbuh-tumbuhan dan hewan, juga dari kesehatan dari seluruh anggota tubuhnya yang tidak ternilai harganya kalau sudah rusak dan sakit. Bersyukurlah.
16 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 23-24
  26 Al-Qur’an mendorong manusia untuk membaca keseluruhan isinya, lafazh dan makna. Al-Qur’an mendorong manusia memahami pesan-pesan Allah secara holistik dan sempurna.
  27 Rubu’ ini diawali dengan dorongan agar tidak mendekati Al-Qur’an dengan keraguan, dan ditutup juga dengan tantangan kepada orang-orang yang masih ragu untuk dapat mengalahkan keraguannya melalui kerja-kerja ilmiah dan penghayatan mendalam
17 Q.S. Al-Baqarah [1] ayat 25
  28 Iman yang dilanjutkan dengan amal shalih, atau amal shalih yang dibangun di atas iman, adalah rumus kesuksesan di Akhirat, maka tingkatkanlah kualitas dan kuantitas iman dan amal shalih di dunia.

Demikian sebagian kecil pelajaran dari Rubu’ ke-01 ini, semoga mampu kita pahami dan dijadikan panduan dalam amal shalih kita di kehidupan ini. Tabel berikut ini meringkas apa yang dituliskan di atas.

Institut Adab Insan Mulia

▫️ Web: AdabInsanMulia.org
▫️ Telegram: t.me/sekolahadab
▫️ FB: facebook.com/adabinsanmulia
▫️ IG: instagram.com/adabinsanmulia
▫️ Twitter: twitter.com/adabinsanmulia
▫️ YouTube: www.youtube.com/AdabTVOnline
▫️ WA: https://chat.whatsapp.com/LELTACMjFab7bZm5igQoCB

Admin: wa.me/6287726541098

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button